Pengarang
: Walter Isaacson
Penerjemah
: Word++ Translation Service &
Tim Bentang
Penerbit
: Sumon & Schuster, New York
Tebal
: 23,5 cm
Halaman : 729
Tahun
Terbit : 2011
Steve
Jobs adalah salah satu pemimpin perusahaan teknologi yang sangat booming dan
dikenal seantero bumi hingga saat ini, inovasi, kerja keras dan karakters
‘semaunya sendiri’ sangat melekat pada sosok pendiri perusahaan Apple ini.
Meskipun Steve Jobs telah meninggal, tapi karya besarnya begitu mengesankan bagi
dunia bisnis dan teknologi.
Dalam buku biografi yang ditulis
oleh Walter Isaacson ini, diawal-awal bab kita akan menemukan fase pencarian
jati diri Steve jobs. Dan dua pertiga bagian terakhir buku berkisah tentang dia
dan pekerjaannya, karena sebagian besar kehidupan Steve Jobs memang dihabiskan
untuk bekerja membangun bisnisnya. Bahkan sewaktu dia sakit kanker, Jobs hanya beristirahat sebentar bersama
keluarga.
Jobs sebenarnya tidak secerdas
yang kita duga dalam membuat dan mengembangkan teknologi, karena pada penemuan
APPLE I dan APPLE II, dia hanya hanya berperan besar dalam mendorong Wozniak
dan menemukan pasar dan mamasarkan produk mereka. Selain itu, Jobs sangat piawai
untuk mengarahkan karyawannya dalam bekerja. Banyak ide yang justru terlahir
dari anak buah/karyawan/teman dekatnya di perusahaan, tapi Jobs bisa
menjelaskan ide tersebut kepada orang lain seolah-olah ialah yang punya ide
tersebut. Jobs juga bukan orang yang mudah dipengaruhi. Jobs selalu ingin
berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang sudah ada saat itu. Jika timnya mulai
menentang idenya, Jobs spontan melakukan serangan balik dengan jurusnya yang
sangat menakutkan dan terkenal di kalangan orang-orang terdekatnya, yaitu
distorsi realitas lapangan; sebauh istilah yang diambil dari film Star
Trek oleh salah seorang tim Macintosh, Bud Tribble, untuk sekedar
memperhalus fakta bahwa Jobs suka membohongi kenyataan di lapangan dan memaksa
orang lain agar percaya dengan apa yang ia yakini. “Jika sebuah argumen yang
dia gunakan tidak berhasil membujuk orang lain maka dia akan dengan sigap
menggantinya dengan argumen lain. Terkadang, dia akan membuatmu merasa
kehilangan keseimbangan secara medadak, menjadikan pendapatmu sebagai
pendapatnya sendiri, tanpa menyadari bahwa dia pernah memiliki pendapat yang
berbeda,” kenang Andy Hertzfeld.
Dari pemaparan hingga disini,
maka kita juga bisa menyimpulkan bahwa Jobs juga merupakan pribadi keras kepala
yang lebih percaya pada intuisinya dan tidak mau tunduk begitu saja pada
kenyataan. Ketika seorang wartawan menanyakan, apakah Jobs melakukan survei
terlebih dahulu sebelum melepas sebuah produk, dengan enteng ia menjawab, “Apa
Alexander Graham Bell melakukan penelitian pasar sebelum dia menemukan
telepon?”
Perpaduan dalam diri Jobs,
antara keahlian di bidang teknologi, seni, intuisi dan sifat keras kepala
ketika memperjuangkan keyakinan inilah yang membuat setiap orang berdecak kagum
terhadap produk Apple. Ia tidak saja menjual teknologi canggih, namun juga
menjual keindahan dalam satu kesatuan utuh dan tak terpisahkan. Hal ini juga
yang menjadikan produk Apple sebagai standar bagi produsen lainnya dalam
menciptakan teknologi serupa. Apple dan Jobs tidak sekedar mengubah kecenderungan
teknologi, tetapi juga mengubah nilai dalam peradaban]. Dan orang-orang hebat
selalu lahir dari kemampuan melaraskan langkah otak kiri dan otak kanan, meski
mereka tak selalu menjadi pemenang. Dan itulah yang mengantarkan Jobs
menjalankan perusahaan Apple, hingga ia dipecat dari perusahaannya sendiri,
mendirikan di NeXT dan memimpin perusahaan Pixar hingga ia kembali ke Apple
sampai ia meninggal dunia. Itulah dedikasi besar Jobs dalam dunia teknologi,
yang memberi semangat kita untuk terus berpikir berbeda dan bekerja keras lebih
dari kebanyakan orang.
Buku biografi ini terbit pertama
kali setelah Jobs wafat di akhir tahun 2011, sebuah momentum pasar yang sangat
tepat yang dipilih oleh penerbit Simon & Schuster di New York. Segera
setelah edisi berbahasa Inggris diterbitkan, banyak penerbit di dunia yang
berusaha mendapatkan hak penerjemahan buku ini, begitupun di Indonesia, hak
terjemahan didapatkan oleh salah satu anak perusahaan penerbit Mizan, yakni
Bentang Pustaka. Karena tak ingin ketinggalan momentum pasar, proses
penerjemahan dan penerbitan ke dalam bahasa Indonesia lantas dikebut. Tak
tanggung-tanggung, Word++ Translation Service dimanfaatkan dan Tim Bentang bekerja
keroyokan untuk itu. Hasilnya, tidak begitu sempurna karena ada pengulangan
kata “oleh” di halaman 214. Namun secara keseluruhan, buku setebal 729 ini
mampu membuat kita benar-benar masuk ke dalam kehidupan seorang Steve Jobs
meskipun kita harus sabar dalam membaca buku setebal ini. Buku ini sangat kami
rekomendasikan untuk mahasiswa dan mereka yang bergelut di bidang bisnis dan
teknologi, karena kita bisa menemukan inspirasi dari gaya pikir Steve Jobs yang
lain dari kebanyakan orang.